Sebuah studi di Jerman (2008) menyebutkan bahwa terapi probiotik sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada bayi dan balita yang mengalami diare. Karena apabila tidak segera ditangani, diare pada anak memang bisa menyebabkan kematian. Para peneliti secara spesifik mengevaluasi makanan probiotik E. Coli Nissle 1917 atau EcN yang terlisensi Eropa untik mengatasi penyakit yang berkenaan dengan usus.
Di dalam usus besar tinggal sekitar 500 jenis mikroba dengan 100 triliun bakteri terkandung di dalamnya. Ada jenis bakteri yang 'jahat', E coli misalnya (dapat menimbulkan diare), dan ada jenis bakteri yang 'baik', seperti Lactobacillus dan Bifidobacteria yang menyehatkan bagi tubuh kita.
Kedua jenis bakteri yang 'bersahabat' dengan manusia ini, sering digunakan sebagai kandungan probiotik atau suplemen bakteri hidup, misalnya yogurt, kefir, dan susu asam.
Sebanyak 151 bayi dan balita yang mengikuti survei di Jerman sembuh lebih cepat berkat EcN sebagai bagian dari pengobatan diarenya, dibandingkan dengan hanya melakukan perawatan obat pada umumnya. Rata-rata anak yang tidak menerima probiotik baru akan sembuh 3-4 hari lebih lama. Studi ini dipublikasikan pada Pediatric Infectious Journal edisi Juni 2009.
Sebelum ini juga telah dilakukan beberapa penelitian mengenai hubungan antara probiotik dengan diare. Dan hasilnya menunjukkan bahwa kondisi diare pada anak dapat ditangani lebih efektif tanpa mengeluarkan biaya mahal apabila probiotik dijadikan perawatan utama, dan bukannya pengobatan antibiotik.
Anda bisa berkonsultasi dengan dokter, berapa banyak asupan probiotik yang berfungsi menyembuhkan diare pada anak.
No comments:
Post a Comment