Friday, October 16, 2009

Pentas Budaya HUT RSSM Magelang

Harus diakui, Indonesia merupakan salah satu negara yang dikaruniai beraneka ragam kekayaan alam dan budaya. Berita Indonesia akhir-akhir ini sering menayangkan bahwa satu persatu kekayaan budaya warisan leluhur negeri tercinta ini mulai digerayangi oleh negara lain. Martabat dan kehormatan Indonesia yang semestinya kita junjung tinggi ternyata sudah ditelanjangi. Pemerintah dan seluruh warga negara seperti kebakaran jenggot. Betapa tidak, karena ternyata negara ini telah diperkosa saudara sendiri.

Negara lain ternyata lebih jeli dan menghargai yang namanya 'kebudayaan'. Disaat Indonesia mulai meremehkan makna seni dan budaya, maka negara lain menganggap itu suatu celah untuk bisa memilikinya. Jangan-jangan Miyabi batal main ke Indonesia juga bakal diklaim oleh mereka...ha...ha...ha...

Oleh karena itu sebagai generasi penerus bangsa, pemuda-pemudi haruslah mulai mencintai kebudayaan milik sendiri. Jangan hanya menelan mentah kebudayaan negara barat, tanpa disaring unsur baik dan buruknya langsung diembat. Seperti sedang menikmati foto panas Miyabi telanjang bulat.

Berdasarkan penelitian, kebudayaan terutama Kesenian tradisional ternyata diyakini sebagai salah satu terapi bagi pasien pengidap penyakit Jiwa yang cukup efektif. Dirut RSSM, dr Djunaedi Tjakrawerdaya, pada peringatan HUT RSSM ke-86 dan Hari Kesehatan Jiwa Dunia, Sabtu (10/9), ia menjelaskan bahwa Rumah Sakit Jiwa dr Soeroyo Magelang (RSSM) mengembangkan metoda penyembuhan bagi para pasiennya dengan kesenian tradisional. Rumah sakit yang dipimpinnya tersebut selalu menampilkan para rehabilitan rumah sakit yang didirikan Pemerintahan Koonial Belanda pada tahu 1923 silam itu dengan kesenian tradisional.

Setidaknya ada 35 kelompok kesenian tradisional dari Magelang, Temanggung, Purworejo, bahkan Yogyakarta ikut memeriahkan pentas seni yang digelar di halaman RSSM selama dua hari berturut-turut, Sabtu-Minggu (10-11/10).

Peringatan HUT RSSM dilaksanakan bersamaan dengan Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Dunia 10 Oktober, kemarin. Selaku penyelenggara, RSSM pun ikut ambil bagian dengan menampilkan para rehabilitan RSSM yang tergabung dalam grup kesenian ”Turonggo Saras Jiwo”. Para tamu undangan dan penonton yang memadati halaman RSSM tersebut pun bertambah terhibur oleh aksi-aksi para rehabilitan.

Para rehabilitan RSSM, secara berkelanjutan memang dilatih menari kuda lumping dan telah tampil di beberara even yang cukup besar, seperti Festival Lima Gunung dan lainnya.

Selain kesenian jathilan dari para rehabilitant RSSM, pada hari pertama, disuguhkan pula tari grasak Yekso Dewo, to-peng ireng Karya Rimba, Jingkrak Sundang (Keron, Merbabu), Pentas Musik Kenuk Buthuk Bumbung Sawung, Kuda Lumping Gading Sejati, Rebana Ponpes Kulonprogo, tari ruwat gethuk, Karedok RSSM, wayang jemblung dengan dalang Ki Riyanto Jogyakarta dan ketoprak.

Pada malam hadirnya, masyarakat dihibur dengan ketoprak humor dengan bintang tamu Yati Pesek dan Jaja Miharja menambah semarak.

Keesokan harinya (Minggu, 11/10), pentas kesenian tersebut diawali dengan tari Kinara-Kinari Hamengku Saras Jiwa Rogo (kolaborasi Sanggar Matematika Budaya dan Padepokan Gu-nung Tengis), Kuda lumping Sudi Rahayu, Bedrong, reog, seni Tetek Bengek, Kubro-siswo, Dolalak, Warok Bocah, Dayakan, Kipas Mego dan lainnya.

Salah satu tujuan diselenggarakannya acara tersebut adalah dalam rangka mengubah stigma masyarakat bahwa RSJ merupakan tempat bagi pasien pengidap penyakit jiwa saja. Padahal kenyataannya tidaklah begitu, RSSM pun juga membuka pelayanan kesehatan umum. Oleh karena itu, RSSM berusaha untuk terus meningkatkan pelayanan. Salah satunya yaitu tidak akan menolak pasien gangguan jiwa yang tidak mampu, di luar jamkesmas.


No comments:

Post a Comment