Upaya Mengatasi Sanitasi Lingkungan
Saat ini, 70% dari rumah di kota menggunakan septik tank pribadi, tetapi sebagian besar tidak berfungsi baik, sementara kurangnya investasi, minat dan aturan dari pemerintah setempat berakibat pada perencanaan yang kurang tepat bagi pelayanan sanitasi termasuk pembuangan kotoran. Berikut upaya ESP untuk membantu mengatasi masalah ini:
Pemetaan Sanitasi
Adalah langkah pertama untuk memperbaiki sanitasi di seluruh kota. Kegiatan ini melibatkan identifikasi situasi pelayanan air dan sanitasi sekarang, sumber polusi, serta pertimbangan teknis dan sosial lain. Hal ini akan membantu pengambil keputusan untuk menetapkan prioritas program sanitasi jangka pendek hingga menengah.
Sistem Air Limbah Terpusat
Sistem air limbah terpusat terdiri dari jaringan got dan instalasi pengolahan air limbah. Dalam wilayah target ESP sistem tersebut ada di Medan, Bandung, Cirebon dan Jakarta. Untuk meningkatkan operasi sistem-sistem ini, ESP mendorong sistem penagihan biaya yang tepat, meningkatnya efisiensi, meningkatnya pendapatan melalui basis pembayaran dan pelanggan yang lebih luas, dan perhatian lebih pada perbaikan dan pemeliharaan. Pelajaran-pelajaran yang diambil dari sistem-sistem yang ada ini akan digunakan untuk memperkenalkan sistem yang lebih baik di kota-kota yang dibantu ESP lain, seperti Surabaya, Malang dan Padang.
Sanitasi berbasis Masyarakat
Adalah sistem kecil yang biasanya melibatkan hingga 100 keluarga dan dioperasikan oleh masyarakat atau LSM setempat atas nama masyarakat. Di wilayah yang rumah-rumahnya memiliki toilet, terdiri atas jaringan saluran pembuangan dari masing-masing rumah menuju fasilitas pengolahan bawah tanah. Untuk lingkungan perumahan yang tidak memiliki toilet, fasilitas sanitasi ini adalah Mandi, Cuci dan Kakus (MCK++), termasuk pasokan air dan fasilitas pengolahan air limbah bawah tanah. ESP akan mengembangkan beberapa sistem semacam ini sebagai tempat percontohan, baik untuk masyarakat maupun pemerintah setempat.
Tinja
Setiap kota besar memiliki instalasi pengolahan tinja, tetapi sebagian besar instalasi tersebut tidak berfungsi. Sistem pengumpulan kotoran juga dioperasikan (oleh sektor pemerintah atau swasta), tetapi pengurasan septik tank tidak terjadi secara teratur. Tinja diharapkan dikumpulkan dari rumah tangga dan dibawa ke instalasi pembuangan tinja, tetapi sebagian besar sering dibuang di sungai terdekat, karena pengemudi telah dibayar lunas sebelum pekerjaan dilakukan. ESP akan menangani beberapa kota untuk mengembangkan prosedur operasi standar yang lebih tepat.
SAMPAH PADAT
ESP memfokuskan pada sistem Pengelolaan Sampah Padat Berbasis Masyarakat (CBSWM), dengan mengurangi jumlah sampah padat melalui promosi penggunaan kembali, daur ulang, dan pembuatan kompos. Pembuatan kompos yang tepat menggunakan sampah organik (baik di tingkat rumah tangga atau masyarakat) dapat mengurangi volume sampah hingga lebih dari 50%. Pekerjaan tambahan diperlukan untuk memastikan bahwa semua sampah kemudian dibawa ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Saat ini, 70% dari rumah di kota menggunakan septik tank pribadi, tetapi sebagian besar tidak berfungsi baik, sementara kurangnya investasi, minat dan aturan dari pemerintah setempat berakibat pada perencanaan yang kurang tepat bagi pelayanan sanitasi termasuk pembuangan kotoran. Berikut upaya ESP untuk membantu mengatasi masalah ini:
Pemetaan Sanitasi
Adalah langkah pertama untuk memperbaiki sanitasi di seluruh kota. Kegiatan ini melibatkan identifikasi situasi pelayanan air dan sanitasi sekarang, sumber polusi, serta pertimbangan teknis dan sosial lain. Hal ini akan membantu pengambil keputusan untuk menetapkan prioritas program sanitasi jangka pendek hingga menengah.
Sistem Air Limbah Terpusat
Sistem air limbah terpusat terdiri dari jaringan got dan instalasi pengolahan air limbah. Dalam wilayah target ESP sistem tersebut ada di Medan, Bandung, Cirebon dan Jakarta. Untuk meningkatkan operasi sistem-sistem ini, ESP mendorong sistem penagihan biaya yang tepat, meningkatnya efisiensi, meningkatnya pendapatan melalui basis pembayaran dan pelanggan yang lebih luas, dan perhatian lebih pada perbaikan dan pemeliharaan. Pelajaran-pelajaran yang diambil dari sistem-sistem yang ada ini akan digunakan untuk memperkenalkan sistem yang lebih baik di kota-kota yang dibantu ESP lain, seperti Surabaya, Malang dan Padang.
Sanitasi berbasis Masyarakat
Adalah sistem kecil yang biasanya melibatkan hingga 100 keluarga dan dioperasikan oleh masyarakat atau LSM setempat atas nama masyarakat. Di wilayah yang rumah-rumahnya memiliki toilet, terdiri atas jaringan saluran pembuangan dari masing-masing rumah menuju fasilitas pengolahan bawah tanah. Untuk lingkungan perumahan yang tidak memiliki toilet, fasilitas sanitasi ini adalah Mandi, Cuci dan Kakus (MCK++), termasuk pasokan air dan fasilitas pengolahan air limbah bawah tanah. ESP akan mengembangkan beberapa sistem semacam ini sebagai tempat percontohan, baik untuk masyarakat maupun pemerintah setempat.
Tinja
Setiap kota besar memiliki instalasi pengolahan tinja, tetapi sebagian besar instalasi tersebut tidak berfungsi. Sistem pengumpulan kotoran juga dioperasikan (oleh sektor pemerintah atau swasta), tetapi pengurasan septik tank tidak terjadi secara teratur. Tinja diharapkan dikumpulkan dari rumah tangga dan dibawa ke instalasi pembuangan tinja, tetapi sebagian besar sering dibuang di sungai terdekat, karena pengemudi telah dibayar lunas sebelum pekerjaan dilakukan. ESP akan menangani beberapa kota untuk mengembangkan prosedur operasi standar yang lebih tepat.
SAMPAH PADAT
ESP memfokuskan pada sistem Pengelolaan Sampah Padat Berbasis Masyarakat (CBSWM), dengan mengurangi jumlah sampah padat melalui promosi penggunaan kembali, daur ulang, dan pembuatan kompos. Pembuatan kompos yang tepat menggunakan sampah organik (baik di tingkat rumah tangga atau masyarakat) dapat mengurangi volume sampah hingga lebih dari 50%. Pekerjaan tambahan diperlukan untuk memastikan bahwa semua sampah kemudian dibawa ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
No comments:
Post a Comment