Sifat Kembang Susut Tanah Expansif
Sifat kembang susut tanah expansif merupakan salah satu kendala yang cukup rumit dalam rekayasa bidang teknik sipil. Makalah ini mempresentasikan penelitian laboratorium tentang stabilisasi tanah expansif dengan menggunakan fly ash (FA). Kandungan fly ash yang ditambahkan bervariasi antara 10% sampai 25% dari berat kering tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan fly ash ke dalam tanah dapat menurunkan specific gravity (Gs), meningkatkan indeks plastisitas (PI), meningkatkan berat volume kering (dry density), menurunkan potensi pengembangan (swelling potential), dan menaikkan kekuatan tanah. Sedangkan pengaruh curing menunjukkan bahwa, lamanya curing dapat menurunkan potensi pengembangan dan meningkatkan kekuatan.
kerusakan pada bangunan yang berdiri di atasnya, seperti yang terjadi di daerah Surabaya Barat. Daerah ini didominasi oleh tanah liat expansif yang memiliki potensi mengembang dan menyusut sangat tinggi [1] akibat perubahan kadar air di dalam tanah [2].
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencari alternatif perbaikan tanah ekspansif
sehingga didapatkan tanah yang lebih stabil.
Stabilisasi tanah yang pernah dilakukan antara lain dengan mencampur tanah expansif dengan
kapur (lime) [3,4], dengan semen Portland dan semen Clean Set [5], dengan Geosta [6], dengan
mikro-organisma Road Tech 2000 [7], dll. Beberapa penelitian tentang penggunaan waste
material (fly ash, abu sekam, bottom ash, dll), baik yang dicampur dengan material lain
seperti kapur [4,8] maupun tanpa dicampur dengan material yang lain [9] juga telah banyak
dilakukan. Dalam penelitian ini dicoba stabilisasi tanah expansif, yang diambil dari daerah Surabaya Barat, dengan fly ash yang diambil dari sisa pembakaran batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mempelajari pengaruh fly ash terhadap sifat pengembangan, perubahan karakteristik, dan
kekuatan tanah.
Sifat kembang susut tanah expansif merupakan salah satu kendala yang cukup rumit dalam rekayasa bidang teknik sipil. Makalah ini mempresentasikan penelitian laboratorium tentang stabilisasi tanah expansif dengan menggunakan fly ash (FA). Kandungan fly ash yang ditambahkan bervariasi antara 10% sampai 25% dari berat kering tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan fly ash ke dalam tanah dapat menurunkan specific gravity (Gs), meningkatkan indeks plastisitas (PI), meningkatkan berat volume kering (dry density), menurunkan potensi pengembangan (swelling potential), dan menaikkan kekuatan tanah. Sedangkan pengaruh curing menunjukkan bahwa, lamanya curing dapat menurunkan potensi pengembangan dan meningkatkan kekuatan.
kerusakan pada bangunan yang berdiri di atasnya, seperti yang terjadi di daerah Surabaya Barat. Daerah ini didominasi oleh tanah liat expansif yang memiliki potensi mengembang dan menyusut sangat tinggi [1] akibat perubahan kadar air di dalam tanah [2].
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencari alternatif perbaikan tanah ekspansif
sehingga didapatkan tanah yang lebih stabil.
Stabilisasi tanah yang pernah dilakukan antara lain dengan mencampur tanah expansif dengan
kapur (lime) [3,4], dengan semen Portland dan semen Clean Set [5], dengan Geosta [6], dengan
mikro-organisma Road Tech 2000 [7], dll. Beberapa penelitian tentang penggunaan waste
material (fly ash, abu sekam, bottom ash, dll), baik yang dicampur dengan material lain
seperti kapur [4,8] maupun tanpa dicampur dengan material yang lain [9] juga telah banyak
dilakukan. Dalam penelitian ini dicoba stabilisasi tanah expansif, yang diambil dari daerah Surabaya Barat, dengan fly ash yang diambil dari sisa pembakaran batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mempelajari pengaruh fly ash terhadap sifat pengembangan, perubahan karakteristik, dan
kekuatan tanah.
No comments:
Post a Comment