Inilah detik-detik penangkapan Abu Bakar Baasyir, mantan Amir Majelis Mujahidin Indonesia sebagai berikut:
Ahad 8 Agustus 2010
Pukul 20.45 hingga 22.30 WIB
Abu Bakar Ba'asyir memberikan ceramah di Masjid Agung Tasikmalaya, Jawa Barat. Sekitar 300-350 jemaah Ansharut Tauhid menghadiri ceramah tersebut.
Pukul 23.00 WIB
Baasyir dan rombongan beristirahat di Pondok Pesantren Nurussalam, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Senin 9 Agustus 2010
Pukul 07.00 WIB,
Ba'asyir berangkat dari Pondok Pesantren Nurussalam menuju Solo bersama rombongan.
Pukul pukul 08.00 WIB,
Mobil Toyota Kijang Krista Silver bernomor AD 8491 UB melewati Polres Banjar Jawa Barata.
Dua mobil rombongan Baasyir dihadang tim detasemen 88 Antiteror Mabes Polri. Baasyir dan 11 orang lainnya yang menumpangi mobil itu ditangkap.
Mobil lainnya Nissan Terrano B 269 RS ditumpangi delapan orang. Di dalam mobil yang ditumpangi Ba'asyir terdapat istrinya, Aisyah binti Abdurrahman; Muslihah binti Abdullah; dan Abdurrahman. Mobil tersebut dikemudikan oleh Abdurrahman.
Pukul 12.32 WIB
Ba'asyir tiba di Markas Besar Kepolisian.
Alasan hukum Ba'asyir ditangkap :
Mabes Polri melalui Juru Bicaranya, Inspektur Jenderal Edward Aritonang mengumumkan secara resmi alasan polisi menangkap Amir Jamaah Anshorut Tauhid Abu Bakar Ba'asyir. Menurut Edward, Ba'asyir ditangkap karena diduga teribat aksi teroris di Indonesia.
"Ba'asyir berperan aktif dalam pembentukan camp pelatihan di Aceh," kata Edward dalam keterangannya di Jakarta, Senin (9/8).
Ba'asyir diduga ikut dalam perencanaan awal sampai pembentukan Al-Qaeda Aminah yang berfungsi sebagai basis militer di Aceh. Baik dari pembentukan hingga pembangunan laboratorium bom dan rencana ledakan mobil.
Ia juga menunjuk Ustad Mustakim sebagai Qoid (pimpinan militer) di Aceh. Bahkan, ia juga mendapat laporan secara rutin dalam setiap rencana aksi teror. Selain itu, Ba'asyir juga berperan sebagai pihak yang merestui pendanaan latihan militer di Aceh.
Namun saat diminta konfirmasi apakah secara struktural Ba'asyir berada di atas Abdullah Sonata, pimpinan kelompok teroris di Aceh, Cawang, Cikampek, serta di Sukoharjo, Jawa Tengah, Edward belum bisa menyimpulkannya. “Saya katakan dia terkait dengan keterangan Abdullah Sonata, ya. Tapi secara struktural, saya belum mendapat informasi sejauh itu,” kata Edward.
Sumber : Tempointeraktif
No comments:
Post a Comment