Saat operasi, pasien seharusnya dibius agar tidak merasakan sakit atau mendengar suara alat-alat. Tapi apa yang terjadi jika pasien tiba-tiba terbangun saat operasi?
Inilah yang dialami oleh Carol Weiher saat melakukan pembedahan pada mata kanannya tahun 1998, ia tiba-tiba terbangun dan setelah itu ia mendengar kalimat 'Potong lebih dalam, tarik lebih keras'. Saat itu ia sangat ingin teriak atau menggerakkan jarinya dan memberi tanda bahwa ia terjaga. Tapi relaksan otot yang diterimanya membuat ia tidak bisa mengendalikan gerakan.
"Saya hanya bisa berdoa, memohon, memaki, berteriak di dalam hati dan berusaha melakukan sesuatu yang bisa saya lakukan. Tapi saya tahu bahwa saya tidak bisa melakukan apa-apa," ujar Weiher yang tinggal di Reston, Virginia, seperti dikutip dari CNN, Sabtu (23/10/2010).
Weiher adalah salah satu dari sedikit orang yang mengalami kesadaran anestesi (anesthesia awareness). Meskipun biasanya pasien tidak ingat apa-apa mengenai operasi yang dijalaninya karena diberikan anestesi umum, tapi sekitar 1-2 dari 1.000 orang bisa terbangun saat operasi.
Sebagian besar kasus yang terjadi adalah seperti yang dialami Weiher, yaitu hanya terbangun dan sadar akan lingkungan sekitarnya. Tapi beberapa orang lainnya ada yang mengalami rasa sakit parah hingga nantinya ia memiliki masalah psikologis atau trauma.
"Saya berpikir mungkin ada yang salah dengan hidup saya, dan saya merasa seperti di neraka. Saat itu saya hanya ingin berkata pada orang-orang bahwa saya terjaga dan bisa mendengar pembicaraan dan alat-alat operasi tersebut," ungkapnya.
Dokter mengungkapkan anestesi umum yang dilakukan biasanya aman dan tidak membuat pasien terbangun di tengah-tengah operasi. Karenanya dokter akan mengumpulkan riwayat medis pasien terlebih dahulu termasuk kebiasaan konsumsi alkohol dan obat-obatan yang diminum. Hal ini penting untuk menentukan dosis obat anestesi yang tepat.
Seseorang yang mendapatkan anestesi umum akan merasa seperti tidur siang. Selama tidur otak akan berada di dalam kondisi paling aktif, tapi di sisi lain akan menekan aktivitas sistem saraf pusat. Sedangkan obat anestesi yang diberikan akan membuat otak menjadi kurang aktif dan konsumsi oksigen berkurang, sehingga seseorang menjadi tidak sadar diri.
"Terbangun ditengah-tengah operasi atau anesthesia awareness kemungkinan berhubungan dengan kesalahan manusia atau peralatan yang digunakan dalam memberi obat anestesi," ujar Dr Alexander Hannenberg, ketua American Society of Anesthesiologists.
Hannenberg mengungkapkan seseorang yang terluka parah, kehilangan banyak darah, pasien dengan fungsi jantung terganggu atau perempuan yang membutuhkan operasi caesar mendadak beresiko mengalami efek samping dari dosis tinggi anestesi yang diberikan.
Diperkirakan sekitar 4.000 orang di seluruh dunia memiliki pengalaman terbangun saat operasi (anesthesia awareness). Orang yang memiliki masalah dengan jantung atau paru-paru, konsumsi alkohol setiap hari dan penggunaan jangka panjang obat opiat berisiko mengalami hal tersebut.@Detikhealth
No comments:
Post a Comment