Gunung Krakatau berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Gunung ini yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Letusan itu sangat dahsyat, awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa.
Tinggal Sekarang Gunung Anak Krakatau yang masih aktif sebagai penerus dari Gunung Krakatau yang telah meletus tahun 1883.
Gunung Anak Krakatau muncul pada tahun 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau dari kawasan kaldera purba tersebut yang masih aktif dan tetap bertambah tingginya. Kecepatan pertumbuhan tingginya sekitar 20 inci per bulan. Setiap tahun ia menjadi lebih tinggi sekitar 20 kaki dan lebih lebar 40 kaki. Catatan lain menyebutkan penambahan tinggi sekitar 4 cm per tahun dan jika dihitung, maka dalam waktu 25 tahun penambahan tinggi anak Rakata mencapai 7.500 inci atau 500 kaki lebih tinggi dari 25 tahun sebelumnya. Penyebab tingginya gunung itu disebabkan oleh material yang keluar dari perut gunung baru itu. Saat ini ketinggian Anak Krakatau mencapai sekitar 230 meter di atas permukaan laut, sementara Gunung Krakatau sebelumnya memiliki tinggi 813 meter dari permukaan laut.
Menurut Simon Winchester, sekalipun apa yang terjadi dalam kehidupan Krakatau yang dulu sangat menakutkan, realita-realita geologi, seismik serta tektonik di Jawa dan Sumatera yang aneh akan memastikan bahwa apa yang dulu terjadi pada suatu ketika akan terjadi kembali. Tak ada yang tahu pasti kapan Anak Krakatau akan meletus. Beberapa ahli geologi memprediksi letusan in bakal terjadi antara 2015-2083. Namun pengaruh dari gempa di dasar Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 juga tidak bisa diabaikan.
Menurut Profesor Ueda Nakayama salah seorang ahli gunung api berkebangsaan Jepang, Anak Krakatau masih relatif aman meski aktif dan sering ada letusan kecil, hanya ada saat-saat tertentu para turis dilarang mendekati kawasan ini karena bahaya lava pijar yang dimuntahkan gunung api ini. Para pakar lain menyatakan tidak ada teori yang masuk akal tentang Anak Krakatau yang akan kembali meletus. Kalaupun ada minimal 3 abad lagi atau sesudah 2325 M. Namun yang jelas, angka korban yang ditimbulkan lebih dahsyat dari letusan sebelumnya.
Pada Tanggal 29 Oktober 2010, Setelah Gunung Merapi Meletus Tanggal 26 Oktober 2010 sore hari, Aktifitas anak Gunung Krakatau terus meningkat. Suara dentuman anak Gunung Krakatau ini bahkan terdengar hingga pesisir Pantai Anyer dan Pantai Cinangka, Kabupaten Serang. Tak hanya itu, anak Gunung Krakatau ini juga sering mengeluarkan asap yang membumpung hingga ketinggian 600–1500 meter. Menurut Petugas Pemantau Gunung Anak Krakatau, Anton Pambudi peningkatan aktivitas gunung anak Krakatau ini memang meningkat sejak sepekan terahir. "Statusnya waspada,” kata Anton, Jum’at 29 Oktober 2010.
Menurut Simon Winchester, sekalipun apa yang terjadi dalam kehidupan Krakatau yang dulu sangat menakutkan, realita-realita geologi, seismik serta tektonik di Jawa dan Sumatera yang aneh akan memastikan bahwa apa yang dulu terjadi pada suatu ketika akan terjadi kembali. Tak ada yang tahu pasti kapan Anak Krakatau akan meletus. Beberapa ahli geologi memprediksi letusan in bakal terjadi antara 2015-2083. Namun pengaruh dari gempa di dasar Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 juga tidak bisa diabaikan.
Menurut Profesor Ueda Nakayama salah seorang ahli gunung api berkebangsaan Jepang, Anak Krakatau masih relatif aman meski aktif dan sering ada letusan kecil, hanya ada saat-saat tertentu para turis dilarang mendekati kawasan ini karena bahaya lava pijar yang dimuntahkan gunung api ini. Para pakar lain menyatakan tidak ada teori yang masuk akal tentang Anak Krakatau yang akan kembali meletus. Kalaupun ada minimal 3 abad lagi atau sesudah 2325 M. Namun yang jelas, angka korban yang ditimbulkan lebih dahsyat dari letusan sebelumnya.
Pada Tanggal 29 Oktober 2010, Setelah Gunung Merapi Meletus Tanggal 26 Oktober 2010 sore hari, Aktifitas anak Gunung Krakatau terus meningkat. Suara dentuman anak Gunung Krakatau ini bahkan terdengar hingga pesisir Pantai Anyer dan Pantai Cinangka, Kabupaten Serang. Tak hanya itu, anak Gunung Krakatau ini juga sering mengeluarkan asap yang membumpung hingga ketinggian 600–1500 meter. Menurut Petugas Pemantau Gunung Anak Krakatau, Anton Pambudi peningkatan aktivitas gunung anak Krakatau ini memang meningkat sejak sepekan terahir. "Statusnya waspada,” kata Anton, Jum’at 29 Oktober 2010.
No comments:
Post a Comment