Gunung Merepi telah meletus namun juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan sampai saat ini belum diketahui keberadaannya. Sejumlah relawan sempat membujuk Mbah Maridjan untuk turun ke pengungsian sesaat sebelum awan panas muncul. Namun saat awan panas muncul, mereka kehilangan jejak Mbah Maridjan.
”Kami sempat nego dengan si Mbah, tapi tiba-tiba terdengar letusan. Kami lari menyelamatkan diri. Sejak itu kami tidak menemukan si Mbah,” kata salah seorang sumber Tempo yang tidak bersedia disebut namanya saat dihubungi Tempo, Selasa (26/10) malam ini.
Sumber ini menuturkan, para relawan datang ke rumah Mbah Maridjan sebelum wedhus gembel turun. Saat itu para relawan sempat melihat awan panas ke arah barat daya dalam radius sekitar 7 kilometer atau ke arah Magelang. ”Saat itu kami belum lari,” katanya.
Namun usai Maghrib, mereka melihat ada warna merah menyala di puncak Merapi yang mengarah ke selatan. Guguran lava itu tepat mengarah tepat di tempat tinggal Mbah Maridjan, yakni di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi dusun tersebut berada dalam kawasan rawan bencana III atau 5 kilometer dari puncak Merapi.
”Saat itulah kami lari dan tak lagi melihat si Mbah. Padahal waktu itu sedang negosiasi dengan si Mbah agar mau turun ngungsi,” kata sumber itu.
Beberapa kerabat Mbah Maridjan, menurut sumber itu, sudah turun mengungsi. Namun kerabat lainnya belum terlihat, seperti adik ipar Mbah Maridjan, Udi Sutrisno.
Sementara itu, Kepala Dusun Kinahrego Ramijo belum juga bisa dihubungi. Meski demikian, sumber tersebut belum bersedia memastikan dimana kondisi terakhir Mbah Maridjan. ”Kami akan naik untuk mencari lagi,” kata sumber tersebut.
No comments:
Post a Comment