Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,Surono menyatakan situasi Gunung Merapi pada tahun 2010 ini sangat berbeda dengan tahun 2006 yang lalu. Surono memastikan Merapi meletus dan tidak akan kembali ke kondisi normal.
Walaupun saat ini status Merapi ditingkatkan menjadi Siaga namun demikian hingga saat ini belum membentuk kubah. “Pada tahun 2006 saat merapi statusnya siaga telah membentuk kubah dan kawah, namun pada tahun 2010 ini dengan status siaga Merapi juga belum membentuk kubah atau kawah,” katanya, Minggu, 24 Oktober 2010
Dengan kondisi status siaga kawah dan titik api belum berlangsung maka belum bisa dipastikan apakah Merapi akan meletus secara eksplosif atau meletus seperti kejadian tahun 2006 lalu, dengan hanya mengeluarkan awan panas.
“Dengan belum dapat dipastikan Merapi meletus secara eksplosif atau hanya mengeluarkan awan panas, maka masyarakat harus lebih mewaspadainya,” terangnya
Untuk kejadian Merapi akan meletus secara eksplosif tanda-tandanya adalah terjadi pengembungan badan Merapi di semua sisinya.Namun demikian pengembungan Merapi hanya terjadi di bagian Selatan salah satu teraktif di dunia itu.
Lebih lanjut Surono menyatakan Merapi pernah meletus explosif pada erupsi tahun 1930-1931, dengan memuntahkan isi perutnya dan juga menebarkan awan panas. “Yang pasti berdasarkan data yang ada kejadian-kejadian gempa yang terjadi saat ini lebih tinggi daripada yang terjadi pada tahun 2006,”pungkasnya.
Petugas di Pos Pemantauan Kaliurang, Heru Suparwoko, mengatakan Sabtu malam lalu memang sempat terjadi goncangan yang cukup kuat akibat gempa-gempa yang terjadi di perut Merapi. ”Masyarakat sekitar kawasan ini sempat berdatangan ke pos kami ini untuk menanyakan apa yang terjadi. Tapi setelah dijelaskan bahwa getaran-getaran tersebut memang berkaitan dengan gempa-gempa di tubuh Merapi, mereka menjadi tenang kembali,” katanya.
Heru mengatakan memang dari pengamatan di Pos Pemantauan Merapi di Kaliurang, terlihat adanya peningkatan aktivitas di tubuh Merapi.”Pada hari Sabtu (23/10) posnya mencatat telah mencatat telah terjadi enam kali gempa vulkanik dalam, 74 kali gempa vulkanik kedangkal, 525 kali gempa multivase, dan 183 kejadian guguran,” paparnya.
No comments:
Post a Comment