Selain itu, masyarakat masih banyak yang beranggapan bahwa sakit jiwa itu identik dengan 'GILA'. Salah besar, karena gila hanyalah salah satu jenis dari gangguan kejiwaan. Tugas kita tentu saja menghilangkan stigma masyarakat yang salah tentang penyakit jiwa itu. Jangan salah, dalam PPDGJ pun disebutkan bahwa merokok itu termasuk juga penyakit kejiwaan...nah loh.
Pelayanan RSJ juga tidak terbatas pada pelayanan gangguan kejiwaan saja, pelayanan umum pun juga diberikan. Sayangnya banyak sekali RS Umum yang tidak terima apabila RSJ membuka pelayanan umum, padahal dalam undang-undang dan SK MenKes disebutkan bahwa RSJ boleh membuka pelayanan umum (kalau tidak salah 10%). Orang RS Umum saja membuka pelayanan jiwa tapi mengapa mereka protes ketika RS Jiwa membuka pelayanan umum. Apalagi yang milik daerah, seringkali kebijakan mereka bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah pusat, misalnya saja tentang pelayanan gratis untuk masyarakat miskin. Pemerintah pusat mewajibkan setiap rumah sakit pemerintah tidak boleh menolak pasien miskin, tapi yang mereka lakukan justru sebaliknya. Paling parah ketika pasien datang langsung di persilahkan pergi tanpa mendapat tindakan apapun.
Aku termasuk beruntung karena pekerjaanku sebagai Okupasi Terapis ada di Unit Rehabilitasi, karena pasien yang ditangani termasuk yang sudah baik. So, resiko kena bogem mentah pasien relatif kecil. Selain itu aku juga kebagian tugas di bagian tumbuh kembang anak, tiap hari yang dihadapi ya anak-anak berkebutuhan khusus misalnya; autism, asperger syndrome, cerebral palsy, down syndrome, hearing loss, dan masih banyak lagi.
Jadi kalau boleh dibilang kerja di RS Jiwa itu bikin hidup lebih hidup, hidup ini menjadi lebih warna-warni...hiiiii!!! Karena memang banyak hal menyenangkan dan menyusahkan terjadi di sana. Bahkan sering kita dibuat tertawa dan heran bila tahu penyebab mereka masuk RS Jiwa, beberapa waktu yang lalu ada yang menjalani rawat inap karena tanaman hiasnya yang bernama 'Gelombang Cinta' ludes di makan kambing milik tetangga. Akhir-akhir ini yang paling banyak ya karena gagal dalam pencalonan sebagai anggota legislatif. Mungkin karena duit yang digunakan dalam biaya operasional kampanye hasil dari uatang sana-sini kali yaaaa..
No comments:
Post a Comment