Alkisah ada seorang pria yang mabuk berat di sebuah Bar di kawasan Nusantara, Makassar. Dia seorang diri dan sudah 5 botol bir dia habiskan. Dia mulai rese' dengan selalu berteriak-teriak ngga jelas. Di samping meja Si pemabuk itu juga ada 3 orang preman yang berbadan besar-besar dan tampangnya sangar-sangar.
Si Pemabuk itu tiba-tiba saja meneriaki Si preman itu dengan kata-kata kasar. Namun Si Preman itu tidak menghiraukannya. Si Pemabuk ini tersinggung kemudian mendatangi meja para preman itu duduk sambil membawa botol bir dan berjalan terhuyung-huyung. Si Pemabuk ini langsung berkata pada Si preman yang badannya paling besar dan paling sangar. "Heeeeiii...Aku tadi ke rumah ibumu dan melihat dia memasak di dapur cuma pake daster. Wow...dia benar-benar cewek menggiurkan!"
Si preman menatap pria itu tapi tidak berkata apapun. Kedua temannya heran karena jangankan dihina seperti itu, ditatap lebih dari 3 detik saja biasanya akan berakhir dengan penganiayaan.
Si pemabuk kembali mendekatkan wajahnya ke si preman dan berkata sambil tersenyum, "Aku jadi tidak tahan dan langsung menyergapnya dari belakang. Di lantai dapur itu aku lampiaskan hasratku!"
Kali ini kedua teman si preman mulai ikut-ikutan naik darah tapi anehnya si preman masih tenang dan cuma balas menatap si pemabuk tadi.
Sekali lagi si pemabuk mencondongkan badan dan berkata tepat ke telinga si preman, "Dan kamu tau nggak? Ibumu menyukainya!"
Kali ini si preman berdiri, menarik si pemabuk ke dekatnya, melihat tepat di matanya, dan berkata...
"Pa, lebih baik Papa pulang saja, Papa mabuk !"
Si Pemabuk itu tiba-tiba saja meneriaki Si preman itu dengan kata-kata kasar. Namun Si Preman itu tidak menghiraukannya. Si Pemabuk ini tersinggung kemudian mendatangi meja para preman itu duduk sambil membawa botol bir dan berjalan terhuyung-huyung. Si Pemabuk ini langsung berkata pada Si preman yang badannya paling besar dan paling sangar. "Heeeeiii...Aku tadi ke rumah ibumu dan melihat dia memasak di dapur cuma pake daster. Wow...dia benar-benar cewek menggiurkan!"
Si preman menatap pria itu tapi tidak berkata apapun. Kedua temannya heran karena jangankan dihina seperti itu, ditatap lebih dari 3 detik saja biasanya akan berakhir dengan penganiayaan.
Si pemabuk kembali mendekatkan wajahnya ke si preman dan berkata sambil tersenyum, "Aku jadi tidak tahan dan langsung menyergapnya dari belakang. Di lantai dapur itu aku lampiaskan hasratku!"
Kali ini kedua teman si preman mulai ikut-ikutan naik darah tapi anehnya si preman masih tenang dan cuma balas menatap si pemabuk tadi.
Sekali lagi si pemabuk mencondongkan badan dan berkata tepat ke telinga si preman, "Dan kamu tau nggak? Ibumu menyukainya!"
Kali ini si preman berdiri, menarik si pemabuk ke dekatnya, melihat tepat di matanya, dan berkata...
"Pa, lebih baik Papa pulang saja, Papa mabuk !"
No comments:
Post a Comment